Sama halnya dengan produk lain, aplikasi digital perlu melalui proses pengembangan sebelum diluncurkan. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh, salah satunya adalah Rapid Application Development Indonesia.
Dalam ulasan ini, kami akan memberikan penjelasan mengenai RAD. Termasuk metode yang digunakan, manfaat, hingga alasan memilih cara ini.
Rapid Application Development adalah metode pengembangan aplikasi yang memprioritaskan rapid prototyping dan feedback cepat.
Dengan prioritas ini, pengembang bisa membuat banyak iterasi dan update software lebih cepat. Pengembang juga tidak perlu memulai dari nol untuk setiap update.
Kondisi ini bisa membuat hasil akhir lebih berorientasi pada kualitas dan selaras dengan kebutuhan pengguna.
RAD sendiri lahir di tahun 80-an dan terus berevolusi sesuai dengan permintaan di tiap era yang dilalui.
Simak Juga:: Cyber Security Network Detection, Solusi Pengamanan Digital Bisnis
Ada 4 tahapan metode RAD yang perlu Anda ketahui, yaitu:
1. Penentuan Requirements
Sejak awal, rapid application development sudah terpisah dari model pengembangan software tradisional. Metode ini tak mengharuskan Anda untuk duduk bersama dengan pengguna dan mendapat daftar spesifikasi secara detail.
Sebaliknya, metode ini membutuhkan requirement yang lebih luas.
Kebutuhan akan requirement yang lebih luas bisa membantu Anda mendapatkan waktu yang cukup dalam proses pengembangan.
2. Prototype
Tahapan metode RAD yang kedua ini bisa dibilang sebagai proses pengembangan yang sebenarnya. Pengembang menciptakan prototype dengan fitur dan fungsi yang berbeda secepat yang mereka bisa.
Nah, prototype inilah yang nantinya akan klien lihat. Pada dasarnya mayoritas pengembang hanya menunjukkan fitur kunci dalam prototype ini.
Hal ini wajar karena produk final baru dibuat di akhir ketika klien dan pengembang sudah selaras dalam “melihat” produk.
3. Feedback
Saat prototype jadi dan diperlihatkan ke klien, maka mereka akan memberikan feedback. Mulai dari hal yang disuka dan tidak disukai. Semua aspek terbuka untuk kritik demi mendapat final product yang mereka inginkan.
Melalui feedback ini, pengembang akan kembali membuat keputusan. Misalkan melanjutkan prototype karena secara umum klien sudah puas. Atau mereka perlu kembali ke tahapan sebelumnya karena masih banyak perubahan yang perlu dilakukan.
4. Finalisasi Produk
Ketika klien sudah menyetujui prototype, maka pengembang dan tim bisa lanjut untuk finalisasi produk. Pada tahap ini, pengembang perlu meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan terhadap aplikasi.
Tahapan ini juga memungkinkan pengembang untuk menghubungkan backend ke data produksi, dokumentasi menyeluruh dan lain sebagainya.
Keempat tahapan metode RAD di atas bisa membantu tim pengembang mengurangi risiko dan membuat produk yang luar biasa.
Simak Juga:: Manfaat Beralih ke Microservice Application Development
Metode RAD ini memiliki beberapa manfaat penting yang sangat sayang untuk Anda lewatkan:
1. Kecepatan
Pada pendekatan tradisional, biasanya pengembang akan break setelah menyelesaikan produk. Setelah itu, baru klien akan meminta perubahan dari segi interface hingga fungsional setelah penyampaian yang pertama. Ini membuat proses pengembangan berjalan lebih lama.
Dengan RAD, pengembangan proyek akan berjalan lebih cepat karena flow-nya tidak berhenti.
Proses pembuatan prototype yang banyak dengan fungsi dan interface berbeda membuat pengembang lebih mudah melakukan perubahan ke depannya. Klien juga lebih cepat mencapai kepuasan dengan adanya variasi prototype.
2. Biaya
Dalam metode RAD, pengembang membuat sistem sesuai dengan permintaan klien. Sementara itu, metode lain lebih berisiko membuat sistem dengan fitur yang lebih kompleks. Ini bisa berakibat klien tidak puas dan memerlukan perubahan total.
Biaya dan waktu yang sudah digunakan di pembuatan sistem pertama tak bisa dikembalikan.
Ini berbeda dengan RAD yang dari awal pembuatan sudah sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga bisa meminimalisir risiko dan biaya.
3. Kepuasan Pengembang
Tak hanya terkait dengan kepuasan klien, RAD juga memiliki manfaat untuk kepuasan pengembang.
Pengembang pasti merasa bangga jika hasil karyanya bisa memuaskan klien, kan? Dengan metode RAD, klien selalu ikut serta sejak awal proses sehingga pengembang tidak akan melenceng dari jalur. Pengembang punya banyak kesempatan untuk menampilkan hasil pekerjaannya.
Kondisi ini memberikan kepercayaan diri yang lebih bagi pengembang karena hasil kerjanya sudah pasti mendapat apresiasi.
Simak Juga:: Perbedaan Agile dan Waterfall: Mana yang Lebih Cocok?
Ketika dibandingkan dengan model pengembangan software yang lain, RAD lebih bervariasi. Perbedaan utamanya terletak pada speed RAD.
Metode RAD juga lebih memilih keberadaan tim tunggal dengan anggota yang tidak terlalu banyak. Kondisi ini memungkinkan komunikasi dan perpindahan informasi yang lebih cepat.
Selain itu, RAD juga lebih fokus untuk mengikutsertakan pengguna dalam seluruh tahapan proses pengembangan. Sementara itu, beberapa model pengembangan lain lebih fokus pada pengguna di awal dan akhir pengembangan saja.
Anda membutuhkan RAD untuk aplikasi digital?
DeltaApp Low Code Platform And Agile project Management bisa jadi opsi terbaik.
Kami mengedepankan efisiensi dengan memberikan aplikasi lebih cepat meski hanya menggunakan lebih sedikit sumber daya platform open source. Pengembang kami memiliki sertifikasi di 4 platform low code terkemuka.
Untuk kebutuhan Rapid Application Development Anda, segera konsultasikan dengan kami : marketing@deltadatamandiri.com.