Tren menunjukkan bahwa company besar seperti Amazon, Netflix, dan Uber mulai menggunakan Microservice Application Development dalam mengembangkan aplikasinya. Tak hanya perusahaan besar, perusahaan rintisan saat ini juga mulai menggunakannya.
Penggunaan microservice banyak dipilih sebagai metode pengembangan aplikasi saat ini karena memiliki fleksibilitas mengikuti permintaan pasar.
Lantas mengapa bisa demikian? Apa itu microservice? Bagaimana manfaat menggunakannya? Untuk menjawabnya, yuk ikuti pembahasannya berikut!
Agar mempermudah memahami apa itu microservice, cobalah amati ilustrasi berikut. Ketika Anda menggunakan aplikasi berbelanja, Anda harus membuat akun terlebih dahulu. Kemudian Anda mencari barang melalui kolom pencarian.
Setelah menemukan barangnya, kemudian memasukkannya ke dalam keranjang, lalu melakukan pembayaran. Aplikasi kemudian akan memberitahukan status barang Anda, apakah sedang dalam pengemasan, pengiriman, atau sudah sampai.
Dari ilustrasi tersebut, untuk membeli barang terdapat banyak hal yang Anda lakukan, mulai dari membuat akun hingga menerima informasi pemberitahuan. Setiap tahapan yang Anda lalui itu adalah service, contohnya membuat akun adalah service, mencari barang adalah service, dan sebagainya.
Service-service tersebut terintegrasi dalam satu aplikasi, itulah microservice architecture. Sehingga definisi microservice adalah sebuah struktur bangunan aplikasi yang menggunakan bangunan service-service kecil otonom untuk menjalankan fungsinya.
Simak Juga:: Peran Penting Cyber Security dalam Melindungi Data dan Privasi
Sebelum penggunaan microservice semasif saat ini, pengembang menggunakan sebuah arsitektur bernama monolit. Arsitektur ini memiliki ciri khas, yaitu seluruh komponen terbangun dalam sebuah arsitektur besar aplikasi.
Seiring berjalannya waktu dan tingginya permintaan pasar, struktur semacam ini kurang ekonomis dan praktis. Salah satu kelemahannya adalah ketika melakukan pembaruan pada sedikit bagian komponen aplikasinya, mengharuskan pengembang harus memperbarui seluruh aplikasinya.
Hal tersebut memunculkan sebuah inovasi baru, yaitu microservice. Ketimbang membangun semuanya dalam sebuah bangunan besar, pengembang saat ini membangun masing-masing bagiannya secara independen. Kemudian menyatukannya menjadi arsitektur aplikasi yang komplit.
Keunggulan menggunakan layanan microservice adalah lebih fleksibel dalam mengembangkan aplikasinya. Pengembang tidak perlu memperbarui keseluruhan aplikasi bila ingin melakukan perbaikan komponen tertentu.
Simak Juga:: Kenali Jenis Ancaman Cyber Security dan Cara Mengatasinya
Meskipun microservice merupakan sebuah solusi atas kebutuhan pembaruan dan pengembangan yang lebih fleksibel, ternyata juga memiliki kelemahan. Salah satunya adalah proses testing yang sedikit lebih rumit, hal ini karena komponen-komponennya berdiri sendiri.
Hal inilah yang menyebabkan bangunan aplikasi monolit masih berkembang dan boleh Anda pertimbangkan. Terutama bila berencana mengembangkan aplikasi kecil yang kemungkinan kebutuhan pembaruannya tidak terlalu banyak.
Perbedaan monolithic dan microservice terletak pada struktur bangunan aplikasinya, nantinya berpengaruh juga pada pengembangannya. Apabila Anda menginginkan aplikasi yang ingin terus mengalami pembaruan secara cepat, microservice adalah solusinya.
Sedangkan apabila Anda menginginkan aplikasi yang lebih sederhana, tak memerlukan pembaruan rutin, arsitektur monolit bisa menjadi solusinya. Namun tuntutan pasar saat ini lebih menuntut perubahan cepat.
Oleh karena itulah akhirnya banyak start-up yang memilih arsitektur microservice ketika mengembangkan aplikasi.
Simak Juga:: Tips Memilih Layanan Penyimpanan Cloud Terbaik
Ada banyak manfaat yang Anda dapatkan ketika beralih ke layanan microservice atau mulai mengembangkan aplikasi berbasis microservice.
Manfaat tersebut antara lain :
1. Meminimalisir Terjadinya Error
Keunggulan memisahkan service-service adalah mampu mengisolasi terjadinya error. Ketika sebuah service mengalami error, maka tidak akan berdampak pada keseluruhan proses aplikasinya.
Contohnya ketika Anda tak bisa mencari barang di ecommerce, Anda masih bisa menjalankan aplikasinya atau bahkan melakukan checkout barang di keranjang.
Isolasi error ini nantinya akan mempermudah developer untuk menganalisis, mencari solusi, dan memperbaikinya secepat mungkin tanpa melakukan take-down aplikasi. Hal ini sangat menguntungkan pengguna, karena masih bisa mengakses aplikasinya ketika proses perbaikan berlangsung.
2. Proses Pengembangannya Lebih Efisien
Keunggulan menggunakan sistem otonom seperti ini adalah mudah dalam melakukan pengembangannya. Contohnya Anda ingin menambahkan fitur baru, maka tinggal membuat service baru kemudian melakukan integrasi dengan sistem yang sudah ada.
Anda tidak perlu melakukan pembaruan versi atau mengubah keseluruhan aplikasinya untuk menambah atau mengurangi fiturnya. Hal ini membuat pengembangan aplikasi Anda jauh lebih efisien.
3. Deployment Lebih Cepat
Implementasi microsercive juga memungkinkan deployment yang lebih cepat ketimbang arsitektur monolit. Hal ini karena tim lebih cepat memahami codebase dan scope pemrogramannya.
Selain itu, penambahan atau perubahan pada sebuah service tak mempengaruhi service lainnya, jadi lebih sedikit yang harus tim kerjakan.
4. Lebih Mudah Memahami Aplikasinya
Budaya agile menuntut pertumbuhan cepat di berbagai sisi, salah satunya tim developer. Tim baru akan lebih cepat mempelajari dan memahami aplikasinya bila Anda menerapkan layanan microservice. Hal ini memberikan keuntungan, yaitu proses pengembangan aplikasi dan sinergi tim baru makin cepat.
Seluruh kemudahan tadi adalah alasan mengapa Anda sebaiknya segera beralih atau mulai menggunakan layanan microservice ketika mengembangkan aplikasi. Namun tantangannya adalah mengembangkan tim IT yang siap dengan perubahan tersebut.
Akan tetapi hal tersebut tidak perlu Anda risaukan, karena sekarang sudah ada Deltadata Mandiri. Deltadata Mandiri menyediakan layanan microservice, mulai dari fragmentasi aplikasi monolit menjadi berbagai service kecil, hingga melakukan deployment sesuai permintaan.
Anda bisa mendapatkan layanan microservice application development dari Deltadata dengan menghubungi kontak kami. Yuk mulai beralih ke layanan microservice dan mulai mengembangkan aplikasi digital Anda sendiri!
Silahkan hubungi Deltadata lebih lanjut untuk mendapatkan informasi terbaru, melalui email berikut: marketing@deltadatamandiri.com
Simak Juga:: Solusi dan Keunggulan BPMN 2.0 untuk Kemajuan Bisnis Anda