Pengembangan aplikasi web dan mobile mengalami percepatanyang agresif.
UI/UX (Tampilan) yang jauh lebih baik dan ramah pengguna (user friendly) dibutuhkan.
Ketika datang untukmengembangkan aplikasi yang sukses, adasejumlah faktor yang mendefinisikan kesuksesan itu.
Pelanggan ingin mengetahuiberbagai aspek produk Anda seperti biaya, tampilan dan nuansa, dan nilai uang.
Kami telah mendengarkan klien kami dan telah memahami beberapa masalah yang dihadapi dalam mengembangkan Aplikasi yang akan kami share eksklusif dalam blog ini:
Pikirkan satu dekade lalu, web adalah tempat yang samasekali berbeda. Smartphone tidak ada.
Aplikasi web sangat lebih sederhana. JikaUI/UX aplikasi Anda masih seperti dahulu, tidak heran pengguna (user) skeptikal terhdap aplikasi Anda , apapun fungsinya.
Terkadang elemen UI yang membuat dampak terbesar.
Di era Smartphone, situs web harus cukup responsif pada layaryang lebih kecil, harus memperhatikan typography , dan warna yang nyaman dipengguna.
Jika aplikasi Anda tidak memperhatikan ini , itu akan membuatfrustasi atau membingungkan pengguna, maka sulit untuk mempertahankan loyalitaspelanggan/pengguna Anda.
Navigasi antarpage adalah bagian lain yang sering diabaikan oleh pengembang. Navigasiintuitif menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik bagi pengguna aplikasiAnda.
Navigasi intuitif mengarahkan audiens Anda ke informasi yang mereka caritanpa kurva belajar.
Dan ketika navigasinya intuitif, pengguna dapat menemukan informasi tanpa rasa frustasi,menciptakan pengalaman sempurna.
Hal ini menjadi isu utama di design aplikasi terutama di Indonesia.
Beberapa sudah meng-adopsi design modern, memisahkan developer dengan designer UI/UX , namun majority client di Indonesia masih menghadapi issue terbesar yaitu adopsi aplikasi yang rendah karena UI/UX bermasalah.
Paradigma user harus menerima apapun dari team IT sudah berakhir, fungsi dan tampilan UI/UX berdiri sejajar sederajat di era aplikasi moderen.
Simak Juga:: Apa Perbedaan Antara Arsitektur Monolithic dan Microservices?
Skalabilitas bukanlah kinerja, bukan tentang memanfaatkan daya komputasi dan bandwidth dengan baik. Ini tentang penyeimbangan beban antara server, karenanya, ketika beban meningkat (yaitu lebih banyak lalu lintasdi halaman) server tambahan dapat ditambahkan untuk menyeimbangkannya.
Anda seharusnya tidak hanya membuang semua beban pada satu server tetapi Anda harus mendesain perangkat lunak (aplikasi Anda) sehingga dapat bekerja pada sekelompok server.
Untuk itu dalam design aplikasi awal diperlukan Arsitek berorientasi layanan(SOA) yang dapat membantu meningkatkan skalabilitas ketika server semakin banyak ditambahkan.
Service Oriented Architecture ( SOA) memberi Anda fleksibilitas untuk berubahdengan mudah.
Arsitektur berorientasi layanan adalah desain di mana komponen aplikasi menyediakan layanan ke komponen lain melalui protokol komunikasi, pada dasarnya melalui jaringan.
Problem yang dihadapi adalah, apakah klien menyadari kebutuhan ini? Atau hanya mengandalkan developer yang mengerti database dan front end programming untuk membuat seluruh design aplikasi?
Bahkan banyak yang mengandalkan designer freelance sehingga saat dibutuhkan untuk modernisasi, akan sulit sekali emngetahui arsitektur aplikasi tersebut hingga aplikasi tersebutberhenti bekerja.
Secara umum, diterima bahwa kecepatan aplikasi memiliki kepentingan utama untuk Aplikasi yang sukses.
Dalam kenyataannya aplikasi sering menyalahkan hardware sebagai penyebab utama jika kinerja kurang baik.
Aplikasi yang lambat adalah suatu kegagalan. Aplikasi modern sekarang jauh lebih ringan (light) sehingga jika dikerjakan dengan benar akan mendapatkan kinerja yang baik.
Beberapa masalah kinerja adalah kode yang ditulis dengan buruk, Basis Data Tidak Dioptimalkan, Pertumbuhan data yang tidak terkelola, lonjakan lalu lintas, distribusi muatan yang buruk,konfigurasi default, layanan pihak ketiga yang menyusahkan, dan lainnya.
Tidak ada satupun dari ini berhubungan ke hardware. Hardware sekarang sudah sangat advanced dan canggih.
Majority masalah performance adalah karena masalah design arsitektur, konfigurasi aplikasi, deployment aplikasi , developer looping menulis kode dengan buruk, database design yang kurang baik.
Kerangka (framework) kerja adalah awal untuk pengembangan bahasa: framework meningkatkan kinerja, menawarkan library pengkodean dan memperluas kemampuan, sehingga pengembang tidak perlu melakukan aplikasi web pengkodean tangan dari bawah ke atas.
Kerangka menawarkan fitur seperti model, API, potongan kode , prefab, web services, bahkan koneksi database dan elemen lainnya untuk mengembangkan aplikasi yang dinamis.
Beberapa kerangka kerja memiliki pendekatan pembangunan yang kaku dan beberapa fleksibel.
Framework seperti Ruby On Rail, Djanggo Phytondan beberapa low code integrated development environment seperti Salesforce, Wavemaker ,Outsystems, Mendix dan lainnya sangat membantu pengembang yang mampu.
Untuk memilih framework atau platform , masalah yang dihadapi tidak hanya “which platform” tetapi resource keterampilan teknis, kurva pembelajaran, harga training yang mahal , dan opsi penyesuaian terhadap kemungkinan lock-in dan subscription atau license jika ada.
Banyak sekali penyedia yang ingin dan menawarkan secara agresif pembangunan aplikasi.
Namun umumnya, kantor pun tidak ada,resource pun berasal dari freelancer.
Developer dan designer yang baik tidakakan tertarik untuk bergabung dengan perusahaan seperti ini.
Mereka butuhperusahaan tempat bernaung yang professional dan sistematis untuk menunjangkeahlian dan karir mereka sebagai developer ataupun designer.
Kualitas penyediayang buruk, lingkungan kerja yang buruk, menghasilkan developer yang buruk, dan hasil aplikasi yang juga buruk. dan demikian juga sebaliknya.
Silahkan hubungi Deltadata lebih lanjut untuk mendapatkan informasi terbaru dan konsultasikan mengenai pengembangan aplikasi terbaru, melalui email berikut: marketing@deltadatamandiri.com
Simak Juga: Apa Masalah Model Waterfall di Software Development